Pertama ketika hendak mendirikan rumah yang sekarang beliau tempati ini, KH. Hasan Zamzami Mahrus diijazahi oleh Ibu Nyai Umi kultsum dari Abah beliau, KH. Mahrus Ali, untuk sering-sering mewiridkan surat Al-Baqoroh ketika mendirikan rumah nanti dan melanggengkan mengamalkannya oleh sebab itu sebagai tafa'ulan dipilihkan kata "Al-baqoroh". Awaldidirikannya Pondok Pesantren Putra-Putri Al-Baqarah bisa dikatakan punya dua kaitan. Pertama, ketika hendak mendirikan rumah yang sekarang beliau tempati ini, KH. Hasan Zamzami Mahrus diijazahi oleh abah beliau, KH. Mahrus Ali, untuk sering-sering mewiridkan surat Al-Baqarah ketika mendirikan rumah nanti dan melanggengkan mengamalkannya. Lahirdi Kediri tanggal 2 September 1960. Merupakan putra ke-12 dari 14 bersaudara dari KH. Mahrus Aly dan Ny. Hj Zainab dan cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri yaitu KH. Abdul Karim. Beliau kini berdomisili di ndalem yang ada di Pondok Unit HMC, tepat di JL. kh. Abdul Karim Rt.01 Rw.01 Desa Lirboyo Kecamatan Kota Mojoroto. kediri. PondokAlba berdiri pada tahun 1419 H. / 1998 M. di bawah naungan Romo KH. Ahmad Hasan Syukri Zamzami Mahrus dan Ibu Nyai Hj. Nur Hannah. Awal didirikannya Pondok Pesantren Putra-Putri Al-Baqoroh bisa dikatakan punya dua kaitan. Pertama, ketika hendak mendirikan rumah yang sekarang beliau tempati ini, KH. Hasan Zamzami Mahrus diijazahi oleh PondokPesantren Putra-Putri Al-Baqorohberdiri bisa dikatakan punya dua kaitan. Pertama, ketika hendak mendirikan rumah yang sekarang beliau tempati ini, KH. Hasan Zamzami Mahrus diijazahi oleh abah beliau, KH. Mahrus Ali, untuk sering-sering mewiridkan surat Al-Baqoroh ketika mendirikan rumah nanti dan melanggengkan mengamalkannya. X1BJqJ. Nyai Hannah Zamzami Lirboyo adalah istri dari KH. Hasan Syukri Zamzami Mahrus Lirboyo. Beliau mengasuh pesantren Putri Al-Baqarah yang terfokus pada pemahaman Al-Quran, pelatihan baca Al-Quran yang baik, dan pengajian kitab. Belakangan ini, rekaman video beliau saat murajaah Al-Quran bersama putrinya, Ning Sheila Hasina, sering menjadi viral di berbagai platform digital. Selain itu, nasihat atau dawuh beliau juga sering tersebar di media sosial. Nyai Nur Hannah adalah putri Kiai Abdul Ghoffar dari Madura, yang nasabnya sampai kepada Syaikhuna Kholil Bangkalan. Dari sisi ibu, beliau adalah putri Nyai Durrotun Nafisah, anak Nyai Fatimah, putri dari Kiai Ma’shoem Lasem. Silsilah Keluarga Bu Nyai Hannah Zamzami Lirboyo KH. ABDUL KARIM* X NYAI DLOMROH* 1. Nyai Hannah* X KH. Abdulloh* 1. H Ahmad Hafidz* 2. Hj. Fatimah 3. Hindun* 4. Sholihah* 5. Qonitah* 2. Nawawi * 3. Nyai Hj. Salamah* X KH. Mansur Anwar* 1. Hj. Badriyah* 2. Hj. Siti Nadziroh 3. HM. Anwar Mansur 4. Hj. Arifatul Khoir 5. H. Abdul Aziz 6. Hj. Aisyah 7. Hj. Karimah 8. H. Abdul Karim 9. Hj. Sholihah 10. Hj. Faridatul Wasimah 4. Abdulloh* 5. Nyai Hj. Aisyah* X KH. Jauhari* 1. Mahfudz* 2. Karomah* 4. Munawaroh* 5. HM. Ma’sum* 6. Nyai Maryam* X KH. Marzuqi Dahlan* 1. Hj. Ruqoyyah 2. H. Ahmad Idris 3. Hj. Salimah 4. Hj. Muslihah 5. Hj. Husnul Khotimah 6. H. Moh. Thohir 7. Hj. Malihah 8. H. Moh. Bahrul Ulum 9. Mohammad Ahlish 7. Nyai Hj. Zainab* X KH. Mahrus Aly* 1. Khodijah* 2. Fatimah* 3. Hj. Umi Kultsum* 4. Ali Sholih* 5. Maulana* 6. Yahya 7. Hj. Ummu Aiman 8. Nihayah* 9. Abu Ma’mar* 10. M. Harun Musthofa* 11. Luqman Hakim* 12. H. Abdulloh Kafabihi X Hj. Azzah Nur LAila 13. H. Hasan Syukri Zamzami 14. H. An’im Falahudduin 8. Nyai Hj. Qomariyah* X KH. Zaini 1. Moh. Sholeh* 2. Thoha Widodo* 3. 4. A. Hasan KH. Marzuqi Dahlan* Hasyim* Kelulusan Penghafal Al-Qur’an Pesantren Al-Baqoroh Dikutip dari membaca Al-Quran akan membantu kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Inilah yang dirasakan oleh Rabiah Adawiyah. Suatu hari, ia membuat sebuah lubang di tanah dengan ukuran yang telah disesuaikan, lalu masuk ke dalamnya dan berdiam di sana selama seminggu. Agar lebih mengingatkan dirinya akan kematian, ia membaca Al-Quran hingga dua belas kali khatam. Agus H. Reza Ahmad Zahid menyampaikan cerita ini kepada para tamu undangan saat menjadi penceramah di acara Haul & Tasyakur Khotaman ke-IV di Pondok Pesantren Putri Al-Baqoroh P3 Al-Baqoroh pada Kamis pagi 28/04. Mengingat bahwa kematian adalah suatu proses yang membantu manusia untuk bertaubat, taat, dan sabar, maka Abdurrahman al Muhdlor mengulangi apa yang dilakukan Rabiah. Ia membaca Al-Quran sebanyak 42 kali khatam dalam jumlah hari yang sama. Semakin tua zaman, semakin sedikit orang yang membaca Al-Quran secara teratur. “Dari Banyuwangi sampai Ngawi, jumlah orang yang hafal Al-Quran hanya tujuh ribu orang,” kata Gus Reza, sapaan akrabnya, berdasarkan data yang dimiliki oleh RMI Rabithah Ma’ahid Islamiyah Jawa Timur yang saat ini dipimpinnya. Sebelum mauidhoh hasanah, para khotimaat santri putri yang telah mengkhatamkan Al-Quran maju ke panggung satu per satu. Ibu Nyai Hj. Nur Hannah, istri dari KH. Ahmad Hasan Syukri Zamzami Mahrus, memberikan piagam penghargaan kepada mereka. Secara keseluruhan, ada 27 santri yang berfoto bersama kedua pengasuh. Mereka terdiri dari delapan belas Khotimaat bil Ghoib, dan sembilan Khotimaat bin Nadhor. Kiai Zamzami menyebutkan empat hal yang membuat seseorang bernilai mahal. Ilmu, adab, jujur, dan amanah. “Orang yang hafal Al-Quran berbeda dengan yang tidak hafal. Istri saya hafal Al-Quran, maka ia mahal. Saya yang tidak hafal Al-Quran, ya murah. Kalau saya hafal Al-Quran, nanti istri saya banyak bicara,” kata beliau, yang segera disambut tawa oleh hadirin. “Empat-empatnya ini insya allah sudah diajarkan di pesantren,” lanjut beliau. Maka menjadi santri adalah proses menempa diri sehingga menjadi manusia yang berkualitas dan berkelas. Mereka yang menjadi khatimaat memiliki tugas berat, yaitu menjaga Al-Quran dari mulut orang-orang yang dzalim القرأن في جوف الظالم, seperti mereka yang menafsirkan Al-Quran sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Al-Quran adalah intisari dari segala sesuatu. Ia seperti obat yang mampu menyembuhkan semua penyakit. Untuk meminumnya, dibutuhkan seorang dokter yang tahu dosis dan takaran yang tepat. Tidak boleh sembarangan. Dokter Al-Quran adalah ulama yang merumuskan resep-resep tersebut melalui kutubus salaf kitab-kitab yang ditulis oleh ulama terdahulu yang telah teruji kebenarannya. Kitab-kitab ini telah teruji dalam berbagai keadaan, ruang, dan zaman, sehingga haram menafikannya dengan sembarangan. Nasihat dan Dawuh Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Suami berilmu atau tidak dia adalah imammu yang harus kau taati selagi perkara ma’ruf. Suamimu, romantis atau tidak dia adalah ayah dari anakmu. Ini bukan tentang kenapa harus taat kepada suami, tapi lebih dari itu, siapa yang memerintahkan istri harus taat pada suaminya. Sehebat apapun ibadahnya jika istri durhaka pada suami, maka surga bukanlah tempat baginya kelak. Naudzubillah Min Dzaalik.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Yen pengen duwe anak seng sholih/ sholihah, ibune kudu sholihah riyen, di antarane tiyang estri seng sholihah niku tiyang estri ingkang qonaah, langkung-langkung dateng masalah ekonomi keluarga.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Kalau pengen punya anak yang sholih/ sholihah, ibunya harus sholihah terlebih dahulu, di antara istri yang sholihah itu adalah istri yang qonaah menerima, terlebih di dalam masalah ekonomi keluarga.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Melangkahlah walaupun pelan, jangan berdiam diri saja, karena dengan melangkah walaupun pelan kamu akan sampai pada tujuan.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Yen tiyang estri sedang hamil, maka seng kudu akeh tirakate sang suami, kerono wong wedok hamil iku wes rekoso, menawi anake sampun lahir sampe sak matine niku seng kudu akeh tirakate ibune, lan seng mandi dungane yo ibune, nah supoyo ibune tenanan leh ndungakne anak-anake, maka suami bapaknya anak-anak kudu nggawe sang ibu seneng’.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Jika istri sedang hamil, maka yang harus banyak tirakat adalah sang suami, karena istri yang sedang hamil itu sudah berat. Ketika sudah lahir sampai meninggalnya si anak, ibunya yang harus banyak tirakat, dan yang do’anya mustajab adalah dari ibu, makanya supaya ibunya sungguh-sungguh dalam mendo’akan anaknya, maka suami harus membuat hati istrinya senang’.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Hidup itu harus bisa berintraksi sosial terhadap para kerabat, dan masyarakat. Karena jalan untuk menuju hablum minalloh harus melalui jalan hablum minannas.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Ati-ati karo dungo kanggo wong liyo, saben-saben kalimat dungo seng ditujuaken kanggo wong liyo, malaikat ugo nderek ngamini tur ngendikan, Begitu pula bagimu’, mulane dungo apik kanggo wong liyo iku podo karo dongo kanggo awake dewe, dan begitu pula sebaliknya.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Hati-hati dalam mendo’akan orang lain, setiap kalimat do’a yang ditunjukan kepada orang lain, malaikat ikut mengamini sambil berucap, Begitu pula bagimu’, makanya berdo’alah yang baik-baik untuk orang lain, maka pada hakikatnya juga do’a untuk diri kita sendiri, begitu pula sebaiknya.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Masihkah hatimu resah? Masihkah harimu tak tentram? JIka lantunan ayat Al-Qur’an dan shalawat tak menyentuh hati, maka ada yang tak beres di hati kita.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Jangan meng-kambing-hitam-kan pekerjaan rumah tangga sebagai alasan tidak punya kesempatan untuk murojaah.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Ojo wedi ora lanyah, nanging wedi yen ora nderes. Pokok gelem nderes yo insyaAllah lanyah.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Jangan takut tidak lancar, tapi takutlah kalau tidak bisa nderes. Pokok mau nderes insyaAllah akan lancar.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Urip iku seng penting ora ngelaraake marang liyane, yen saget yo maringi manfaat nang wong liyo.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Hidup ini yang penting jangan menyakiti orang lain, jika bisa ya memberikan manfaat kepada orang lain.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Bacalah Qur’an hatimu akan bahagia, seberapa banyak membacanya? Sebanyak itu kita akan bahagia, jika tak bisa merasakannya? Koreksi kualitas bacaan kita, hadirkah hatinya?.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami “Urip iku kudu isor serawungan karo sedulur, karo masyarakat. Kerono kanggo menuju hablum minalloh kudu melalui hablum minannas.” – Ibu Nyai Hj. Nur Hannah Zamzami Pencarian terkait Nyai Hannah, Nyai, Nyai Hannah Zamzami MP3, Bu Nyai Hannah Zamzami Lirboyo, Bipgrafi Nyai Hannah Zamzami, Bu Nyai Hannah, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 1, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 2, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 3, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 4, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 5, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 6, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 7, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 8, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 9, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 10, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 11, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 12, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 13, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 14, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 15, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 16, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 17, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 18, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 19, Bu nyai Hannah Zamzami Jiz 20 Oleh Syahrudin El-Fikri ''Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku, siapa yang membuatnya gembira maka ia telah membahagiakanku.'' Al Hadis. Di kalangan suku Quraisy, Fatimah dikenal fasih dan pintar. Ia meriwayatkan hadis dari ayahnya kepada kedua putranya Hasan dan Husein, suaminya Ali bin Abi Thalib, Aisyah, Ummu Salamah, Salma Ummu Rafi', dan Anas bin Malik. Kata 'Fatimah' berasal dari suku kata 'Fathama' yang berarti menyapih atau menghentikan atau menjauhkan. Sebuah riwayat marfu' menyebutkan, dinamakan 'Fatimah' karena Allah Ta'ala menjamin menjauhkan putri bungsu Nabi SAW berikut seluruh keturunannya dari neraka. Riwayat ini diketengahkan oleh al Hafidz ad-Dimasyqi. Sementara riwayat versi an-Nasa-i menyebutkan bahwa Allah Ta'ala akan membebaskan Fatimah beserta orang-orang yang mencintainya dari neraka. Fatimah juga disebut al-Battul yang berarti memisahkan, karena kenyataannya ia memang terpisah atau berbeda dari wanita-wanita lain sesamanya, baik dari segi keutamaan, agama dan kecantikannya. Ada yang mengatakan, karena ia memisahkan diri dari keduniaan untuk mendekat kepada Allah Ta'ala. Fatimah Az-Zahra sangat terkenal di dunia Islam, karena hidup paling dekat dan paling lama bersama Nabi Muhammad SAW. Dari dialah keturunan Nabi Muhammad berkembang yang tersebar di hampir semua negeri Islam. Fatimah dilahirkan di Makkah pada 20 Jumadil Akhir, 18 tahun sebelum Nabi Muhammad hijrah atau di tahun kelima dari kerasulannya. Dia adalah putri bungsu Nabi Muhammad SAW setelah Zainab, Ruqayah dan Ummu Kaltsum. Saudara laki-lakinya yang tertua Qasim dan Abdullah, meninggal dunia pada usia muda. Setahun setelah hijrah, Fatimah dinikahkan dengan Ali bin bi Thalib. Banyak yang ingin menikahinya kala itu. Maklum saja, selain rupawan, ia adalah perempuan terhormat, anak Rasulullah SAW. Dia pernah hendak dilamar oleh Abu Bakar dan Umar, keduanya sahabat Nabi Muhammad SAW, namun ditolak secara halus oleh Rasulullah SAW. Sementara itu, Ali tidak berani melamar Fatimah karena kemiskinannya. Namun Nabi Muhammad SAW mendorongnya dengan memberi bantuan sekadarnya untuk persiapan rumah tangga mereka. Maskawinnya sebesar 500 dirham 10 gram emas, sebagian diperolehnya dengan menjual baju besinya. Nabi Muhammad SAW memilih Ali sebagai suami Fatimah karena ia adalah anggota keluarga yang sangat arif dan terpelajar, di samping merupakan orang pertama yang memeluk Islam. Dari perkawinan Fatimah dan Ali, lahirlah Hasan dan Husein. Tak lama kemudian lahir berturut-turut Muhsin serta tiga orang putri, Zaenab, Ummu Kaltsum, dan Ruqoyyah. Kehidupan rumah tangga Fatimah sangatlah sederhana, bahkan sering juga kekurangan. Beberapa kali ia harus menggadaikan barang-barang keperluan rumah tangga mereka untuk membeli makanan, sampai-sampai kerudung Fatimah pernah digadaikan kepada seorang Yahudi Madinah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Namun demikian, mereka tetap bahagia, lestari sebagai suami istri sampai akhir hayat. Fatimah adalah putri kesayangan Rasulullah SAW. Suatu waktu Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan kepada Ali, ''Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku, siapa yang membuatnya gembira, maka ia telah membahagiakanku.'' Ini dikatakan oleh Rasulullah SAW sehubungan dengan keinginan seorang tokoh Quraisy untuk menikahkan anak perempuannya kepada Ali. Ali tidak menolak tetapi segera dicegah oleh Rasulullah SAW. Sikap Nabi Muhammad SAW semakin keras ketika Abu Jahal manawarkan anak perempuannya kepada Ali. Nabi Muhammad SAW mengatakan, ''Ceraikan dulu Fatimah jika Ali berniat untuk menikahkannya.'' Ini merupakan bukti kuat akan kecintaan Rasulullah SAW kepada putri bungsunya ini. Memang Nabi Muhammad SAW sangat sayang kepada Fatimah. Sewaktu Nabi Muhammad SAW sakit keras menjelang wafatnya, Fatimah tiada hentinya menangis. Nabi Muhammad SAW memanggilnya dan berbisik kepadanya, tangisannya semakin bertambah, lalu Rasulullah SAW berbisik lagi dan dia pun tersenyum. Kemudian hal tersebut ditanyakan orang kepada Fatimah, dan dia menjawab bahwa dia menangis karena ayahnya memberitahukan kepadanya bahwa tak lama lagi sang ayah akan meninggal, tapi dia tersenyum karena seperti kata ayahnya, dialah yang pertama akan menjumpainya di akhirat nanti. Fatimah meninggal tak sampai selang setahun dari ayahnya. Diriwayatkan dari Aisyah RA, ''Fatimah wafat setelah enam bulan ayahnya, Rasulullah SAW, tepatnya pada hari Selasa bulan Ramadhan tahun 11 Hijriyah. Fatimah RA wafat dalam usia 28 tahun. Merasa ajal seudah dekat, dia membersihkan dirinya, memakai pakaian yang terbaik, memakai wewangian dibantu oleh iparnya, Asma bin Abi Thalib. Dia meninggal dengan satu pesan; hanya Ali, suaminya, yang boleh menyentuh tubuhnya.'' Fatimah adalah seorang wanita yang agung, seorang ahli hukum Islam. Dia adalah tokoh wanita dalam bidang kemasyarakatan, orangnya sangat sabar dan bersahaja, dan akhlaknya sangat mulia. BACA JUGA Putri Nabi Muhammad Ummi Khultsum BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini A. KILAS SEJARAH Awal didirikannya Pondok Pesantren Al-Baqoroh bisa dikatakan punya dua kaitan. Pertama, ketika hendak mendirikan rumah yang sekarang beliau tempati ini, KH. Hasan Zamzami Mahrus diijazahi oleh Ibu Nyai Umi kultsum dari Abah beliau, KH. Mahrus Ali, untuk sering-sering mewiridkan surat Al-Baqoroh ketika mendirikan rumah nanti dan melanggengkan mengamalkannya oleh sebab itu sebagai tafa’ulan dipilihkan kata “Al-baqoroh”. Kedua, selain dari alasan yang pertama tadi juga karena beliaupun mulai memelihara sapi perah pada tahun 1996 M. hingga dikembangkan sampai sekarang. Ketika itu hanya ada beberapa santri yang ikut mengabdi pada beliau, hingga kemudian semakin bertambah pula santri putra dan santri putri yang ikut mengabdi kepada beliau hingga berjumlah sekitar 60-an. Sampai pada jumlah sebanyak itu, pada tahun 1998 Pondok Pesantren Al-Baqoroh belum resmi berdiri sebagai salah satu pondok unit Pesantren Lirboyo karena jumlah semua santri yang ikut beliau berstatus sebagi Santri Ndalem Khodim. Hingga pada tahun 2004 M, perwakilan dari santri Pati dan Kudus yang berdomisili di Asrama Pondok Induk Lirboyo sowan untuk meminta izin mendirikan Asrama di belakang ndalem beliau karena di Pondok Induk belum ada Asrama resmi untuk santri Pati dan kudus, dan beliaupun memberikan izin. Pada tahun itu juga asrama mulai dibangun dan jumlah santri pun lambat laun mulai bertambah hingga mencapai 189 santri yang terdiri dari santri putra dan putri. Sebagai permulaan, kepengurusan pun segera dibentuk dan mulai resmi menjadi salah satu Pondok Unit Lirboyo pada tahun 2011 M. /1432 H. Perkembangan selanjutnya pada tahun 2017 Pondok Pesantren Al-Baqoroh Lirboyo secara resmi telah menjadi Lembaga berbadan hukum dengan SK Kemenkumham Nomor Tahun 2017 dengan nama lembaga “Yayasan PP Al-Baqoroh Lirboyo” yang menaungi Pondok Pesantren Putra dan Putri Al-Baqoroh. Hingga pada tahun 2022, Pondok Pesantren Al-Baqoroh khususnya putra telah dihuni santri sebanyak 289 orang. Mereka menempat di sembilan kamar yang ada di lingkungan pesantren. Sebagai jenis pondok pesantren salaf, Pondok Pesantren Putra Al-Baqoroh Lirboyo adalah sebuah lembaga yang berorientasi pada pendidikan keagamaan dan sosial kemasyarakatan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai salafiyah, sehingga diharapkan di masa mendatang para santri dapat melestarikan perjuangan para ulama dalam mengembangkan syiar Islam dalam berbagai kondisi dan situasi. Pondok Pesantren Putra Al-Baqoroh hingga saat ini terus berusaha berbenah melengkapi dan memperbaiki fasilitas serta sarana pendidikannya dan terus bergerak maju untuk menyesuaikan dinamika yang sedang dibutuhkan dan dihadapi. B. LETAK GEOGRAFIS Letak georafis Pondok Pesantren Al-Baqoroh Lirboyo berada di Desa Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Propinsi Jawa Timur. Secara spesifik, lokasinya berada di lingkungan PP Lirboyo bagian timur, sebelah barat PP Al-Mahrusiyyah, sebelah utara PP HM Antara. Santri yang menempati pondok ini sangat beragam. Mulai dari anak-anak sampai dewasa yang menekuni ilmu-ilmu dari berbagai fan meliputi al-Qur`ān, Hadits, Tauhid Fiqih, dan lain sebagainya dengan berbagai macam metode pembelajaran. C. VISI & MISI Visi Beriman, bertakwa, berakhlakul karimah, dan berdisiplin. Misi Mencetak Muslim intelektual yang beriman, bertakwa, dan berakhlakul karimah, serta menciptakan kader-kader ulama yang mampu mentransformasikan ilmu agama dalam berbagai kondisi. D. PENDIDIKAN Pada dasarnya pendidikan di Pondok Pesantren Putra Al-Baqoroh Lirboyo mengikuti Pondok Pesantren Lirboyo. Di mana seluruh santri wajib untuk mengikuti kegiatan yang ada di MHM Madrasah Hidayatul Mubtadiin seperti sekolah dan musyawaroh. Di samping itu, Pondok Pesantren Putra Al-Baqoroh juga menyediakan beberapa kegiatan untuk menunjang pendidikan di antaranya adalah 1. Wajib Belajar Aktifitas ini merupakan kegiatan wajib yang harus dilaksanakan oleh para santri tingkat I’dadiyah, Ibtida’iyah, I & II Tsanawiyah MHM guna menelaah kembali pelajaran yang sudah diajarkan. Kegiatan wajib ini dilaksanakan ba’da Isya pukul WIS. 2. Pengajian Al Qur’an Adalah kegiatan yang wajib diikuti oleh santri yang masih tingkat I’dadiyah, Ibtida’iyah, 1 dan II Tsanawiyah MHM. Jenjang pendidikannya dimulai dari tingkat Jet Tempur, Ibtida’iyah, Tsanawiyah dan Aliyah. Kegiatan ini dimulai ba’da Maghrib Isya’ dan dilanjutkan wajib belajar. Selain itu, santri juga dianjurkan untuk mengikuti pengajian al-qur’an yang diampu oleh Agus Abdulloh Amar yang merupakan salah satu dari Putra Romo KH. Ahmad Hasan Syukri Zamzami Mahrus yang dilaksanakan setiap hari Sabtu, Ahad dan Kamis jam selesai. 3. Musyawarah Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Senin pukul WIS bagi sekolah pagi dengan materi kitab Jurumiyah dan Sulam at-Taufiq dan dilanjutkan musyawaroh untuk sekolah malam sampai dengan selesai dengan materi kitab Fath al-Qorib. Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan santri dalam mengutarakan pendapat ataupun gagasan dan berargumen. Selain itu, diadakan juga Bahtsul Masa’il dengan mengundang pondok unit lain yang dilaksanakan setiap akhir tahun. 4. Sorogan Kitab Kuning Merupakan kegiatan yang diperuntukkan bagi siwa sekolah pagi guna memperdalam penguasaan Nahwu Shorof sebagai bekal memahami kitab-kitab turats. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Ahad dan Selasa sore pada pukul WIS – selesai. 5. Pengajian Kitab Kuning Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diperuntukkan bagi para santri dalam menambah wawasan tentang keilmuannya dengan mengkaji kitab sesuai dengan tingkatannya. E. EKSTRAKURIKULER 1. Jam’iyah Kegiatan ini merupakan ekstrakurikuler untuk melatih mental dan kemampuan santri dalam menghadapi kehidupan sosial bermasyarakat. Diharapkan dengan mengikuti jam’iyyah santri mampu untuk memimpin tahlil, pidato khithobah, khutbah jum’at, membaca Barjanzi/Dziba’iyah/Simtud Duror, ubudiyah, dan lian sebagainya. Kegiatan jam’iyyah ini dilaksanakan pada hari Kamis malam Ju’mat pukul WIS. 2. Rebana Merupakan wadah bagi para santri yang ingin menuangkan bakatnya dalam seni sholawat. Kegiatan ini ditangani oleh Seksi Jam’iyah. Grup rebana ini terdapat dua kategori yaitu Al-Banjari dan Al-Habsyi. 3. Istighotsah Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Jum’at awal bulan yang dimulai ba’da isya’ sampai selesai yang wajib diikuti oleh semua santri yang dipimpin langsung oleh Pengasuh. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan membiasakan kepada santri dalam berdzikir mendekatkan diri pada Allah sebagai benteng spiritual ketika mereka kembali ke masyarakat. 4. Ro’an Merupakan kegiatan guna untuk melatih santri hidup bergotong royong dan berkhidmah, seperti; ro’an ngecor, ro’an kebersihan. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai kebutuhan dan instruksi dari pengurus. F. FASILITAS Bangunan pondok yang diresmikan sejak tahun 2011 berawal dari 2 kamar saja, terus melakukan pembenahan, yang kemudian dilanjutkan pembangunan untuk hunian santri menjadi 24 ruangan. Perinciannya sebagai berikut Kamar Santri 12 Kamar Kantor 4 Ruang Kamar Pengurus 4 Kamar Tempat Belajar Aula 4 Ruang Selain itu juga terdapat MCK yang memadai, koperasi, toko, warung makan. Informasi pendaftaran dan pembiayaan Pondok Pesantren Al-Baqoroh bisa didownload di link berikut. DOWNLOAD BROSUR PP AL-BAQOROH PUTRI 2023-2024DOWNLOAD BROSUR PP ALBAQOROH PUTRA 2023-2024 albaqorohlirboyo baca juga Pondok Pesantren Putri Al-Baqoroh 0 Mei 30, 2022 1122 am 6 Menit Membaca Oleh Ali Adhim Ning Sheila salah satu putri terbaik Lirboyo Pesantren kalangan kiyai NU. Itulah yang ditulis oleh Abdullah Faizin dalam akun Facebook nya. Ning Sheila Hasina Binti KH. Hasan Syukri Zamzami Lirboyo pernah menyebet Juara 1 MHQ 30 Juz , MTQ XIV Kapolda Jatim Cup.[1] Ning sheila yang booming dan vilral itu layak dinobatkan menjadi ratu Ustadzah masa kini dan pantas diikuti kerena berimbang dengan pengetahuan dan keilmunya. Pantas sekali jika sebutan Ustadzah dinisbatkan kepada beliau, beliau bukan kaleng kaleng seperti sebutan ustadzah selebritis hijrah yang hanya besar melalui pansos. yang perlu digaris bawahi jalur nasab neng sheila jelas, keilmuanya jelas, riwayat sanad amaliahnya jelas dengan kemampuan menyampaikan hukum Agama dengan literasi jelas artinya kredibilitas kemampuan mendiskripkan ilmu hukum Agamanya tidak diragukan lagi. Tidak hanya begitu memang mulai dari kecil beliau dibesarkan dengan aroma intlektual keagamaan pesantren dan sedikit banyak semua yang didengar dilihatnya berupa kajian Agama telah meresap di khazanah memorinya sebagai kumpulan literasi yang di butuhkan saat beliau menyampaikan kajian dakwah dan seminar hukum agama. beliau mampu menjelaskan atau menjawab persoalan pesoalan pelik masa kini yang tidak semua orang tahu. Ning Sheila sekali lagi semua jawaban beliau berdasarkan kajian yang akurat marjak yang kredibel, paham tentang istilah rumit dan ilmiah tentang benturan hukum yang mendera permasalahan yang kekinian. Yang tidak mungkin bisa di selesaikan manual oleh ustadzah istant. Beliau sekarang telah menjadi figur ustadzah go publik yang kecerdasan luar biasa. beliau sangat detail memilah tafshil dan mencari bahan rasional ilmiah berdasarkan kitab kuning atau turat dari para dan konsederasi silogisme yang rasional dan kesepakatan bahsul Masail tingkat tinggi. Kelebihan lain beliau juga dilahirkan dari rahim sang ibu penghafal dan beliau juga sebagai generasi hafidzat yang bersandar pada sanad riwayat keilmuan Alquran dan pemahamanya. cobalah resapi satu persatu rangkaian kata dengan makna yang padat bahasa yang sopan disetiap ulasan tidak lepas dari dalil dan sumber penyertanya. Jadi sekali tidak bisa dipungkiri keliahain beliau dalam menebarkan ilmu beliau di Masyarakat. kepribadian yang tegas dengan artikulasi sharih dan keanggunan wajahnya menghipnotis audian yang iku mendapatkan ilmu darinya. Sekali lagi jika ingin mencari sosok ustadzah teladan, beliau yang pantas diikuti dan mengikuti beliau sama halnya menyambung silsilah sanad keilmuan dari para Masyayih lirboyo dan dan Ulama pendahulu sampai kepada Rasulullah. Namun jika hanya mengikuti ustadzah yang tidak jelas maka akan ada daur yang terputus, karena rerata literasi ustadah instan sebagian besar hanya merujuk pada terjemah dan google. dan itu jauh dari keselamatan syariat dan jalur sanad pun menyimpang serta bahaya.[2] Kiprah Ning Sheila Hasina dalam Fiqih Wanita Pada acara seminar fikih wanita yang bertajuk “Kupas Tuntas Darah Wanita” di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid PPNJ yang diikuti seribu lebih suasana Haul Masyayikh dan Harlah ke-73. Menurut Wakil kepala pesantren KH. Najiburrahman Wahid menyatakan dalam sambutannya bahwa Ning Sheila Hasina merupakan salah satu pemangku Pondok Pesantren Lirboyo sekaligus content creator di media sosial yang giat berbagi ilmu seputar kewanitaan dan memiliki ratusan ribu pengikut di instagram. Dalam materinya, sosok perempuan cerdas kelahiran 1997 ini menekankan betapa pentingnya mempelajari darah wanita bagi perempuan itu sendiri. Sebab, hal tersebut merupakan fardhu ain. Sayangnya, masih saja banyak perempuan yang tidak memahami betapa pentingnya materi tersebut. “Wanita ini rumit, tapi tidak mau rumit, maunya instan terus,” candanya yang disambut gelak tawa penonton. Pembahasan tersebut dilanjut dengan mengupas tentang darah haidl, nifas, dan istihadlah disertai tata cara bersesucinya, cara mendeteksi keluar dan berhentinya darah, lengkap dengan rumus-rumusnya. kendati acara telah berlangsung tiga jam lebih, hal ini tak mengurangi rasa antusiasme peserta. Pasalnya, seminar kali ini dimoderatori oleh Ning Fiki Amalia Romzi. Duet Ning eNJe feat. Ning Lirboyo tersebut tak pelak membuat suasana seminar menjadi pecah. Tak hanya itu, antusiasme berlanjut dengan banyaknya peserta mengacungkan tangan tanda ingin melontarkan pertanyaan, membuat suasana seminar semakin hidup.[3] Silsilah Ning Sheila Hasina Ning Sheila Hasina merupakan Putri dari KH. Hasan Syukri Zamzami Mahrus dan Bu Nyai Hj. Hannah Zamzami, suaminya bernama Gus H. Ahmad Kafabihi Lirboyo yang merupakan putra dari KH. Kafabihi Mahrus Lirboyo dan Bu Nyai Azzah Noor Laila. Biografi Gus Ahmad Kafabihi Lirboyo ditulis karena ia merupakan sosok yang sering dibahas di kalangan pesantren. Sosok yang memiliki garis keturunan baik, keluarga yang kompak, istri yang cantik dan anak yang manis-manis. Suaminya Gus Ahmad merupakan putra kinasih dari Pengasuh Pesantren Lirboyo KH Khafabihi Makrus. Pada 16 November 2017, Gus Ahmad Kafa mempersunting Ning Sheila Hasina Zamzami putri dari Pengasuh Pondok Pesantren Al-Baqarah Lirboyo KH. AHS Zamzami Mahrus. Nasab Gus Ahmad dan Ning Sheila bertemu di KH. Mahrus Aly, kakek keduanya. KH Mahrus Aly memiliki putra bernama KH Imam Yahya Mahrus, KH Abdullah Kafabihi Mahrus, KH AHS. Zamzami Mahrus dan KH An’im Falahuddin Mahrus. KH Mahrus Aly lahir pada tahun 1906 di Dusun Gedongan, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Ia adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara, dari pasangan KH Aly bin Abdul Aziz dengan Hasinah binti KH. Sa’id. Mahrus Aly melepas masa lajangnya pada tahun 1938 dengan menikahi salah satu putri dari Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Abdul Karim yang bernama Zaenab. Ning Sheila di akun media sosialnya sering memanggil Gus Ahmad dengan panggilan Cacak. Pria yang berulang tahun pada 3 Februari ini diketahui aktif di Rijalul Ansor Kediri, Lembaga Dakwah dalam naungan Gerakan Pemuda GP Ansor. Secara biografi Gus Ahmad Kafa Lirboyo lahir dari pasangan romantis KH Abdullah Kafabihi Mahrus dan Hj Azzah Nur Laila, gadis yang berasal dari Cirebon. Dalam pernikahan keduanya dikaruniai duabelas putra-putri.[4] Pernikahan Ning Sheila Lirboyo Dalam catatan Polres Kediri Kota tertulis banyak kendaraan keluar masuk ke Ponpes Lirboyo, Kota Kediri. Suasana ini berbeda dari hari hari biasanya, karena ponpes yang memiliki jumlah santri terbanyak di Kediri ini sedang punya hajat. Ialah KH. Khafabihi Makrus yang memiliki gawe. Pengasuh Ponpes Lirboyo, Kota Kediri ini sedang melangsungkan pernikahan putranya yakni Gus Ahmad Kafa yang mempersunting Ning Sheilla putri KH Zam Zam, Kamis 16/11/2017 siang. Acara berlangsung di Aula Muktamar, Ponpes Lirboyo, Kota Kediri. Bhabinkamtibmas Kelurahan Lirboyo, Polsek Mojoroto, Polresta Kediri Aiptu Hadir Suwignyo hadir untuk melaksanakan pam pengamanan.[5] Kata Kata Bijak Ning Sheila Hasina Dalam Mauidzoh nya di YPPTQMH cabang Tarbiyatussibyan Ning Sheila menyampaikan pada para santri Penghafal Qur’an, bahwa santri harus Santri Harus bisa mengatur /membagi waktu. Santri harus berjuang sekuat tenaga untuk Menghafal. Santri harus sering sering Murojaah 2-3 Juz tiap hari Harus punya target dalam Murojaah. Jangan meninggalkan solat malam. Membaca Al-Qur’an dengan cara Tidak terburu buru dan memakai Tajwid. Dan membaca dengan suara Bermutu dan berkualitas. Membaca dengan duduk dan menghadap kiblat. Santri Penghafal Qur’an harus bisa menjaga Adab. Santri harus istiqomah.[6] Dengan metode tersebut yang disampaikan Ning Sheila, di harapkan Santri yang menghafal Qur’an benar benar menjadi penghafal Qur’an yang bermanfaat dunia dan akherat sesuai dengan yang diharapkan oleh para Alim Ulama. Pencarian Terkait Umur Ning Sheila, Tanggal Lahir Ning Sheila, Ning Sheila, Pernikahan Ning Sheila Lirboyo, Biografi Ning Sheila Lirboyo, Silsilah Ning Sheila Hasina, Biografi Ning Sheila, Suami Ning Sheila, Ning Sheila Haid, Umur Ning Sheila, Silsilah Ning Sheila, Profil Ning Sheila, Tanggal Lahir Ning Sheila Referensi [1] Diolah dari [2] Diolah dari [3] Diolah dari [4] Diolah dari [5] Diolah dari [6] Diolah dari

putra putri kh zamzami mahrus